Got no reason, Got not shame. Got no family I can blame. Just don't let me disappear. Imma tell you everything

Selasa, 09 November 2010

Things Keep Falling Down

Tidak semua roda kehidupan dalam dunia ini dapat bertahan di posisi puncak.
Ada kalanya sebuah roda harus turun dan mengalah untuk roda baru yang sudah lama berada di bawah untuk naik.
Dan sepertinya ini lah saat-saat ketika roda kehidupan milikku turun.
Keadaan tidak membaik malah menjadi buruk.
Rasanya dunia sudah menggila jika masalah mulai datang satu per-satu.


Yang menurutku paling gak nguati adalah masalah finansial (maaf kalo curhatnya buka-bukaan).
Sejak uang simpanan yang dikasih almarhumah nenek habis, kebutuhanku sebagai murid smp dan remaja putri jadi berantakan.


Setiap kali aku kepengen sesuatu, kocekku selalu gak ada isinya atau pun kalo ada, pasti jumlahnya tidak mencukupi.
Aku tahu kalau setiap muslimah harus bersikap qanaah (waduh! ngutip pelajaran agama nih.).
Harus selalu merasa cukup dengan apa yang dipunya, tapi kan anda-anda tahu kalo kebutuhan manusia selalu lebih besar kuantitasnya daripada barang pemuas (Lho? kok jadi pelajaran ekonomi gini?).
Dan aku tahu aku masih punya orang tua tunggal yang berkelebihan, TAPI kerusakan malah terjadi di kantong utama keluargaku, yaitu papaku sendiri.


Acap kali mau minta, aku harus pikir banyak-banyak dulu sebelum menengadahkan tangan.
Aku takut memperumit masalah dan nambahi pikiran bapakku yang emang ruwet--dan semakin ruwet sejak mama meninggal--tambah ruwet.
Pokoknya aku takut simpanan bapakku juga ikut habis. Makanya aku sendiri juga keteteran mikirin kebutuhanku yang TAMBAH banyak ini.
Rasa takut membanjiri benakku.


Yang menjadi masalah selanjutnya adalah problema yang sudah lazim dirasakan oleh remaja banyak yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang minim.
Apalagi AKU.
NOTHING IS PERFECT.
Gak ada hal yang patut dibanggakan dari cewek aneh kaya aku ini -__-


Mungkin setiap orang ngira aku hebat sekali punya bapak yang LEBIH (apanya tuh? badannya ape yang lain?) sekaligus punya kemampuan berbahasa alien eropa (bahasa inggris).
Tapi aku ga cukup bahagia dari situ.
Masih banyak hal yang mengerikan dari aku.


CONTOH :

  1. Badannya tidak berbentuk layaknya gitar spanyol (malah berbentuk seperti kecapi. LHO?)
  2. Alergi sama yang namanya angka (bisa dilihat kan? kalo aku lemah otak di matematika)
  3. Punya suara yang menggelegar seperti speaker mesjid (oke, yang satu ini punya dua sisi; bisa baik, bisa enggak. Soalnya aku biasa teriak-teriak di kuping orang. haha)
  4. Punya mulut yang super busuk dan setajam pisau cukur,
  5. Dan yang terakhir memang gak banyak orang tahu kalo aku itu super sensitif sekali.
Bagian kelemahan yang terakhir itu cuma segelintir orang yang tahu. Soalnya aku selalu menyembunyikan semua sampah hidupku di balik ejekan, lelucon, tindakan dan tawa konyol.
Banyak orang ngira aku itu ceria, tapi yang berpendapat seperti itu hanyalah orang yang belum kenal dekat dengan aku.
Tapi it's okay. It is better that way.

Okay. Go back to my wheel of life.
Salah satu masalah yang jadi acuan kalo rodaku mulai berputar turun adalah kebahagiaan-kebahagiaan sederhana yang mulai jarang terasa.
Yang kusebut kebahagiaan itu adalah kenyamanan ketika kamu mendapati ada seseorang yang menyayangimu dengan cara yang berbeda (bukan rasa cinta antar keluarga) tetapi rasa sayang seorang 
bocah laki-laki (bocah jare).
Tapi aku memang butuh itu (keliatan sekali kalau saya jablay -__-)

Emang aku punya pacar, tapi ada temen yang ngomong kalo hubunganku itu sama aja bohong (Long Distance Relationship with Ryan O Conner yang sepertinya tidak serius).
Aku tahu itu, tapi semuanya udah terlanjur personal.
Setiap kali aku mendengar temanku ngobrol tentang cowok yang disukai ataupun pacarnya yang bertindak konyol sehingga membuat mereka malu ga ketolong, yang kulakukan setelah mendengar mereka adalah mengasihani diri sendiri atau nggak memberi penghiburan kecil, seperti : jika suatu hari nanti akan ada seorang laki-laki baik hati yang mempunyai cinta yang cukup besar untukku, tapi yang harus kulakukan sekarang hanyalah menunggu.

Menunggu laki-laki itu datang dengan sendirinya seiring pena takdir terus menerus menulis apa yang akan terjadi, tetapi bagaimana denga fakta bahwa takdir hanya bisa berubah jika si Manusia mengubahnya sendiri?
Aku semakin bingung di sini, kau tahu?

Ada satu waktu ketika salah satu sahabat saya bercerita tentang kencan pertamanya--dengan pacar baru tentunya--dan yang kurasakan adalah sebuah kedengkian bukan kebahagiaan.
Anehnya aku malah menangis dan berpikir bahwa laki-laki sudah tidak mau memilih cewek yang unik dan sebobrok aku. (JABLAY !). Yang ada di pikiranku saat itu adalah "Betapa bahagianya aku, jika yang digayuti oleh pacarnya adalah tanganku?" Detik itu aku langsung menarik napas panjang dan menekankan bahwa masih ada Ryan.

Things that often happen in my love life is "Right Time,Wrong Person. Wrong Time, Right Person."
Gimana gak jengah punya hidup kayak aku?

Hal-hal di atas merupakan benda-benda di kehidupanku yang mulai berjatuhan seiring rodanya yang berputar turun.
Mungkin yang harus kulakukan hanyalah bersabar dan bertawakal serta mempercatik diri mungkin ya?? (hahha)


Dan sudah seminggu lebih si Bule dari London itu gak balas emailku. Sudah berkali-kali aku ngirim, tapi balasannya tidak lebih dari cukup. Aku menutut lebih dan sekarang dia malah mencampakkanku.
And I guess, I have to stop waiting. Aku harus menekankan bahwa Ryan itu cuma khayalan gila dari otak jablayku dan kurasa aku harus tetap merasa kesepian dan memendam rasa iri kepada orang-orang yang sedang madly, deeply and truly in love with their muse. I have to stand alone. Again (what a loser).

P.S : I think today is the day when ryan is not going to call me 'dear' again.

From the fact above you can see that there is one more thing that began to fall. I promise I will stop contact and hoping that he would come back again. It hurts enough to know that it's been a week, we have no communication. It has to stop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar